Teknologi
Teknologi yang saat ini berkembang sebenarnya berasal dari mana?
Apakah berasal dari kebutuhan atau kah berasal dari penemuan seseorang
yang membuat orang lain merasa butuh dengan teknologi?
Jika kita mencoba me-rundown teknologi ditemukan karena adannya suatu
masalah, mimpi dan keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang belum ada.
Point-point keinginan tersebut diriset lalu dikembangkan dengan
memanfaatkan sumber daya manusia daam mengolah suatu bahan baku yang
menciptakan sebuah teknologi. Beberapa teknologi justru menimbulkan
suatu kebutuhan, dari yang awalnya tidak membutuhkan menjadi
membutuhkan, bahkan kita “tidak dapat hidup” tanpa teknologi. Teknologi
memang sebuah penemuan kebutuhan, maksudnya teknologi mampu memenuhi
kebutuhan dan pula membuat suatu kebutuhan.
Demikian pula yang terjadi pada perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, dari awalnya media cetak dikonversi menjadi media
elektronik. Mulai ditemukan radio, TV dan bahkan kini Internet, pola
konsumsi informasi berubah, dari awalnya hanya dengan membaca text, kini
kita bisa mendengar, menonton bahkan berinteraksi langsung dengan
dengan pembuat berita (content providernya). Produksi berita pun tidak
memerlukan biaya cetak karena dapat disiarkan secara broadcast baik
menggunakan sinyal radio, analog ataupun digital. Perkembangan
teknologi dalam komunikasi memang memicu pergeseran media dari media
cetak ke media elektronik.
“ada yang isu mengatakan bahwa dengan ditemukannya media elektronik,
media cetak seperti Koran, majalah, buku akan mati, tapi hingga saat ini
media cetak tetap dibutuhkan dan tidak mati.”
Meskipun begitu banyak bisnis media cetak yang terancam bahkan
berdasarkan sumber terdapat 15 media cetak terkenal di Amerika Serikat
yang telah berusia di atas 100 tahun terpaksa tutup karena tak bisa
mempertahakan eksistensi diri, oleh karena itu agar tetap berjalan
adalah suatu kewajiban media cetak untuk tidak hanya menerbitkan secara
cetak saja tetapi juga menerbitkan secara online (elektronik)
Sudut pandang social dalam menanggapi konversi media cetak ke media elektronik
Konversi media cetak ke media elektronik tentunya memberikan pengaruh
terhadap keadaan social masyarakat terutama dalam mengkonsumsi sebuah
content. Masyarakat yang berkembang saat ini adalah masyarkat penjelajah
ruang dan waktu karena saat ini tidak ada batasan jarak antara seluruh
orang di dunia ini. Perbedaan yang paling mendasar dan terlihat adalah
penggunaan perangkat. Jika di media cetak, masyarakat menkonsumsi
content tidak memerlukan perangkat tambahan misalnya Koran, ia langsung
baca Koran, demikian pula dengan buku, langsung digunakan dan contentnya
tertulis disana, tapi di media elektronik, masyarakat harus menggunakan
perangkat tambahan berupa TV, handphone, radio, computer, dsb untuk
dapat mengkonsumsi content kelebihannya adalah banyak content yang dapat
diakses, kapanpun, dimanapun dapat mengakses content, biaya yang
dikeluarkan sangat minimal bahkan hingga zero cost dan hanya
mengeluarkan biaya untuk listrik dan akses internet saja yang lebih
murah jika dibandingkan dengan media cetak. Perubahan ini memberikan
dampak positif dan pula negatifnya yaitu :
Dampak positif
ú Semakin mudah untuk mengetahui perkembangan berita, actual, up to date
Dengan adanya media elektronik, masyarakat menjadi mudah dalam
mengakses suatu content, dan juga informasi kejadian saat ini pun dapat
diketahui dengan cepat (up to date), hitungannya bukan lagi harian, atau
jam tetapi detik bahkan hingga mili detik, informasi dapat terus
terupdate. Disini peranan media sebagai control social sangat
diperlukan, jangan sampai dengan segala kemudahan akses media, fungsi
control social ini menjadi disalah gunakan, misalnya dengan menyebarkan
HOAX (berita bohong).
Peranan media sebagai control social salah satunya yaitu dimana suatu
media tersebut dapat membuat opini public, prilaku masyarakat. Apa
jadinya jika media menyiarkan berita secara tidak berimbang? Disisi lain
media elektronik sangat cepat dalam memberikan akses informasi. Yang
ada adalah media menggiring suatu opini masyarakat kepada suatu setting
tertentu yang mungkin saja merugikan salah satu pihak yang
diperbincangkan di media.
Meskipun begitu, untungnya dengan adanya media elektronik ini pula,
informasi tidak berasal dari satu media/sumber saja, tetapi banyak
media/sumber yang memberikan informasi dari berbagai sudut pandang,
masyarakat sebagai audience juga sudah pintar dalam mengkonsumsi sebuah
informasi, mereka telah teredukasi dengan adanya kemudahan akses
berbagai informasi yang telah diberikan oleh media elektronik. Kemudahan
lainnya adala ketika masyarakat yang membutuhkan berita yang
terdahulu/ yang sebelumnya tidak harus repot mencari Koran lama.
Karena dalam media online menyimpan arsip-arsip dari berita sebelumnya.
Berita-berita yang disiarkan secara elektronik mampu meningkatkan
kepekaan rasa social yang lebih tinggi, contohnya peristiwa tsunamai di
Aceh, gempa di Sumatra barat, Yogyakarta dan peristiwa alam lainnya
yang memakan korban, dengan adanya media elektronik kita dapat
mengetahui kejadian pada saat itu pula sehingga bantuan social dapat
dilakukan dengan cepat, ditambah lagi dengan kemampuan pengemasan yang
menambah rasa social sesama manusia meningkat.
ú Two way interaction and Life Borderless
Komunikasi dua arah, inilah yang keunggulan media elektronik
khususnya internet. Audience tidak lagi setuju, atau
“mengangguk-ngangguk” informasi yang disiarkan oleh media, tetapi
mereka dapat memberikan feedback secara langsung baik pro maupun kontra.
Interaksi yang terjadi pun dapat dilakukan secara realtime pada saat
itu juga, tidak perlu menunggu lama. Masyarakat bisa lebih mudah untuk
menuangkan aspirasinya, atau pendapatnya terhdap suatu kasus yang sedang
hangat dibicarakan oleh media. Karena dalam media online terdapat
layanan untuk mengomentari atau membuat testimony. Orang tidak harus
“ngedumel” di depan Koran lagi tapi bisa langsung menuliskannya di
halaman web tempat berita itu ditampilkan.
Situs jejaring social merupakan bentuk media elektronik yang
memberikan kemudahan dalam menambah pertemanan, Life borderless, tidak
ada lagi batasan dalam mendapatkan pertemanan, waktu dan tempat bukan
lagi suatu halangan manusia untuk saling berinteraksi, dengan adanya
hubungan social antar individu semakin erat. Selain mempererat hubungan
social yang telah terjalin sebelumnya, situs jejaring social pun sebagai
pembuka/ awalan hubungan social antara individu. Contoh, sebelumnya
dengan menggunakan media cetak seseorang yang sedang mencari jodoh,
“mengiklankan” dirinya melalui rubric mencari pasangan dan hanya
menjelaskan cirri-ciri fisiknya saja, saat ini dengan adanya media
elektronik, mereka bisa langsung melihat, berinteraksi dengan calon
pasangannya pada TV di Indonesia misalnya dengan program acara take me
out Indonesia, pada media online bisa menggunakan situs jejaring sosial
semacam facebook. Tidak sedikit orang-orang setelah yang berhasil
menemukan pasangannya melalui media tetapi tidak sedikit juga
orang-orang yang tertipu dengan adanya media ini, disinilah dibutuhkan
filter yang berasal dari diri sendiri agar tidak terbuai dengan segala
sesuatu yang ditawarkan oleh media.
ú User Generated Content
Pola yang biasanya audience sebagai konsumen media, kini malah
audienece dapat membuat content itu sendiri dengan menggunakan web,
blog, microblog dsb. Audience teredukasi dengan adanya media elektronik
ini, mereka dapat menyampaikan aspirasinya dengan membuat konten.
Dikenal dengan citizen journalism masyarakat dapat menjadi jurnalis,
berita-berita yang ditampilkan berasal dari masyarakat itu sendiri dan
dikemas dengan gaya mereka sendiri, sangat banyak blog-blog yang
memberikan informasi mengenai berbagai pandangan kehidupan, realita
social, pendidikan, dsb yang berasal dari masyarakat.
Selain itu gerakan-gerakan public dapat dilakukan melalui media
elektronik, sebagai contoh gerakan 1.000.000 facebooker, koin bilqis,
dan lain sebagainya, gerakan ini bermula dari content-content yang
dibuat oleh pengguna, semakin banyak yang mengikuti maka akan mudah
untuk menjadi suatu gerakan yang nyata.
ú Adanya peluang bisnis baru
Pengangguran merupakan masalah sosial di beberapa negeri berkembang,
dengan adanya media elektronik disana ada peluang bisnis, yang
sebelumnya belum ada, contohnya adanya permintaan perusahaan dalam
membuat iklan di media, kita yang dapat memanfaatkan bisnis ini dapat
mengambil bisnisnya sebagai pembuat iklan, contoh lainnya dengan adanya
citizen journalism berita-berita yang menarik sebuah perusahaan media
dapat dibeli oleh mereka, dengan adanya media elektronik kita terbantu
dalam menjalankan usaha misalnya dengan pemasaran melalui media
elektronik yang mampu menjangkau banyak orang dan lebih
terfragmentasikan.
ú More simple
Dengan adanya media elektronik membuat hidup manusia menjadi lebih
simple, contohnya HP yang bisa tersambung dengan internet, membuat
masyarakat tidak harus repot-repot membawa Koran dalam bentuk kertas,
masyarakat tidak lagi membawa Koran atau majalah yang tebal,
bertumpuk-tumpuk dan ketika membaca mengganggu orang disebelahnya karena
ukurannya yang besar. Kini hanya menggunakan handphone, computer
tablet, netbook, dsb kita dapat mendapatkan informasi secara cepat,
mudah dan simple.
Masyarakat tidak harus menumpuk banyak Koran dirumah mereka, karena
biasanya Koran-koran yang sudah tidak terpakai akhirnya menjadi sampah.
Dengan kata lain masyarakat bisa mengurangi salah satu sumber sampah
yang menjadi masalah social di Negara berkembang seperti indonesia
Buku sekolah kini sudah ada yang berbentuk elektronik atau yang
disebut dengan BSE (Buku Sekolah Elektronik), masyarakat tidak perlu
mengeluarkan uang untuk mendapatkan buku sekolah, para murid cukup
dengan mendownload buku tersebut secara gratis berarti disini mengurangi
beban masyarakat dalam mengatasi biaya sekolah yang mahal, dengan
adanya BES ini setiap orang dapat mendapatkan pendidikan dengan murah.
Adanya teknologi baru khususnya konversi media cetak ke media
elektronik memang memberikan dampak positif, namun bagaikan pisau
bermata dua, dampak negative pun dapat ditimbulkan oleh media
elektronik, diantaranya
Dampak Negatif
ú Semakin mempertajam kecemburuan
Dengan adanya media elektronik ini justru akan mempertajam
kecemburuan sosial di masyrakat, mengapa? karena yang bisa menikmati
yang bisa membeli peralatan penunjang (komputer, TV, Handphone) yang
tidak bisa harus cukup puas dengan yang bisa mereka dapatkan.
Ketika peralatan elektronik seperti TV dan radio yang berfungsi
sebagai mendapatkan informasi, handphone sebagai alat komunikasi
keduanya mendapatkan fungsi tambahan yaitu sebagai symbol kelas
masyarakat. TV, radio, handphone yang mahal yang lebih berkualitas
berarti pemiliknya berada di kelas yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
Apalagi bagi mereka yang tidak sanggup untuk membeli peralatan
elektronik, mereka tidak dapat menikmati teknologi baru tersebut dan
hanya bisa melihar orang yang senang dalam menggunakan teknologi
tersebut.
Dengan kata lain dampak positif dari perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi, khusunya dalam konversi media cetak ke media
elektronik ini hanya bisa dirasakan bagi masyarakat tertentu saja.
Yaitu masyarakat dari kalangan menengah ke atas atau mungkin hanya
kalangan atas ke atas. Tapi bagi mereka masyarakat yang menengah
kebawah yang kehidupannya bergantung pada keberadaan media cetak, hal
tersebut akan menjadi suatu musibah bagi kehidupan mereka. Jikalaupun
akan ada banyak peluang kerja di bidang media elektronik (online),
orang-orang yang mampu mengerjakan pekerjaan itu adalah mereka yang
memiliki pengetahuan lebih tinggi, sedangkan bagi mereka yang hanya bisa
mengasong, mengecer, merongsok pengeteahuannya terhadap teknologi masih
kurang, bahkan mungkin mereka buta teknologi.
ú Akan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya
Beralihnya media cetak ke online tentunya merupakan ancaman terbesar
bagi perusahaan media cetak, tingkat jumlah cetak semakin berkurang
akibat dari banyaknya orang yang beralih dengan menggunakan media
elektronik yang lebih murah,
Jika tingkatan cetak berkurang, berarti mereka orang-oranng yang
berperan dalam pendistribusian koran, majalah seperti agen, pengecer,
loper, asongan,dll lahan pekerjaan mereka juga terancam hilang karena
sudah sebagian besar tidak lagimembeli media cetak, dan beralih ke media
elektronik.
Dampak lainnya adalah mereka para pekerja rongsokan(yang mengumpulkan
koran bekas). Biasanya Koran yang sudah tidak terpakai bisa diuangkan
kembali dengan cara menjual Koran-koran yang sudah tidak terpakai
tersebut, ke tukang rongsok keliling, Dengan harga perkilonya yang
sebanding dengan harga 1 koran baru. Dan dari tukang rongsok keliling
tersebut ia jual kembali kepada perusahaan rongsok yang lebih besar. Dan
dari situlah mereka mendapatkan penghasilan.
Jika perubahan itu terus berkembang atau menjadi permanen, maka
mereka yang telah disebutkan di atas akan kehilangan pekerjaannya,
sehingga akan menambah pengangguran di Negara berkembang.
ú Too Much Information
Semakin banyak media yang berkembang di media elektronik menyebabkan
banyaknya informasi yang disiarkan terlalu banyak, dan menjadi mubazir.
Banyak informasi-informasi yang tidak terserap atau bahkan informasinya
terlalu banyak diulang-ulang dengan content yang sama, yang terjadi
adalah kejenuhan akan informasi. Biasanaya kejenuhan akan informasi
terjadi pada TV ataupun radio yang biasanya menyiarkan berita
secara-terus menerus. Terlalu banyak informasi terjadi pada media
online, sebagai contoh saat mahasiswa mencari bahan untuk tugasnya,
bahan-bahan yang ia dapatkan di baca hanya sekilas atau bahkan tidak
dibaca dulu, lalu disimpan. Semakin banyak bahan yang disimpan oleh
mahasiswa tersebut, yang terjadi adalah ketika ia membuka kembali
bahan-bahan yang ia kumpulkan, ia tidak membaca semuanya tetapi hanya
sebagian saja akibatnya ia tidak memahami bahan-bahan yang ia kumpulkan.
Apa yang akan terajadi ketika Indonesia akan menerapkan TV digital,
semakin banyak perusahaan media yang akan mendirikan stasiun TV, semakin
banyak stasiun TV menyebabkan media ini tidak begitu menarik lagi bagi
iklim industry, audience mempunya tingkat swing (berpindah dari satu
channel ke channel) yang tinggi, informasi yang disampaikan pun tidak
terserap semua. Dan terkadang audience bingung dalam menerima informasi
yang banyak tersebut.
ú Bad, violence, pornography Content
Masih berhubungan dengan point diatas, informasi yang banyak
tersebut, didalamnya terdapat konten yang tidak mendidik masyarakat,
tetapi justru akan menyesatkan masyarakat contohnya konten-konten yang
menampilakan kekerasan dan pornografi, tidak adanya filter kecuali
audience itu sendiri yang dapat menghindari konten-konten yang buruk,
tetapi sayangnya keberadaan konten tersebut bukan dihindari, sebagian
besar orang malah mencari konten-konten tersebut.
ú Kebenaran informasi tidak dapat dipertanggung jawabkan
Informasi yang banyak tersebut dari berbagai sumber, dan terkadang
memuat berita-berita bohong (HOAX) yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Banyak orang-orang tertentu yang menyebarkan
berita bohong yang menyebabkan kerugian pada pihak lain, dan dapat
digunakan untuk menipu pihak lain.
ú Kurang bersosialisasi
Meskipun media dapat mempererat hubungan antara individu, tetapi
media elektronik dapat menyebabkan orang menjadi kurang bersosialisasi,
efeknya media elektronik dapat membuat orang menjadi addicted. Terlalu
terbuai dengan kecanggihan media, ia cukup dengan duduk di depan TV dan
mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia luar sana, tetapi ia
tidak mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya, orang-orang yang ia
kenal dan dekat menjadi kurang dalam saling berkomunikasi secara
bertatap muka.
ú Budaya malas makin berkembang (terbuai dengan media online/elektronik)
Media elektronik memang memberikan sesuatu yang sifatnya
entertainment, hal ini justru akan membuat orang semakin malas, tiap
hari hanya menonton TV, buka internet, tetapi aktivitas lainnya malas ia
lakukan. Mungkin disini media elektronik dapat menjadikan seseorang
menjadi lumpuh, mengapa? Karena segala sesuatunya sudah dapat dilakukan
oleh media elektronik.
Kesimpulan
Dengan adanya teknologi baru yang mengkonversi media cetak ke media
elektronik bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi memberikan dampak
positif dan disisi lain memberikan dampak negative, kita tidak dapat
menghindari penemuan-penemuan teknologi ini, yang diperlukan adalah
bagaimana kita untuk mengadaptasi perubahan-perubahan yang terjadi, dan
jangan sampai perubahan tersebut justru mengurangi manusia sebagai
makhluk sosial, ambil sisi positifnya, sisi negative tidak perlu
dihindari tetapi dikelola agar dampaknya tidak terlalu buruk. karena
dalam setiap perubahan pasti akan ada korban.
Disisi lain Pemerintah memberikan akses teknologi yang murah agar
dapat diakses oleh semua orang agar perkembangan teknologi pada media
ini tidak membuka jurang yang semakin tajam antara si kaya dan si
miskin, tetapi justru makin mempersempit gap diantara mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar